Bersyukurlah

Suatu ketika setelah keluar dari stasiun, ada seorang perempuan kira-kira sebaya denganku, kelihatannya juga dalam posisi menunggu.
Ia berbicara di telepon dengan nada kesal, "Gimana sih, Ma! Katanya tadi di Tanah Tinggi, sekarang aku.... blabla ... kan macet .... !!" Beberapa bagian aku gak ngerti dia ngomong apa karena terlalu cepat dan sambil marah-marah.
Aku berpikir, ah alangkah beruntungnya dia dijemput ibunya (sedangkan aku dijemput gojek *eaa kok malah curhat). Tapi dia sedang kesal, marah, tidak berbicara lembut pada ibunya.
Akupun berkaca pada diri sendiri, jangan-jangan selama ini dalam hal lain aku juga begitu. Merasa kesal, menggerutu, atau bahkan marah atas sesuatu padahal di mata orang lain yang melihat, mereka berpikir "alangkah beruntungnya".
Bersyukur... Alhamdulillah.

Comments