- MNC's SPACE -

Sebenernya ini perjalanan yang sudah lama (tapi belum setahun sih) dan karena sudah ada  draft -nya, jadi ya gapapa lah tinggal dikecapin dikit lalu di- post . Oh ya tulisan ini tidak disponsori oleh pihak manapun. Jika ada penyebutan merek, itu murni berbagi informasi saja. Semoga cerita tentang pengalaman mbolang ke Singapura dan Johor Bahru ini bermanfaat :) (Yeeey, berangkat......!)

Di suatu hari yang cerah di dunia Teletubbies , Sabtu, 12 Maret 2016. Seperti yang sudah aku sebutkan di tulisan sebelumnya yaitu  Pengalaman Pertama ke Pantai Ancol  bahwa aku (atau kami?)  sudah punya rencana naik gondola dengan  kawan-kawan di Tangerang  dari jauh-jauh hari sebelumnya. Yang namanya gondola ini bisa juga disebut kereta gantung atau kalau di negara sebelah dikenal dengan  cable car . Berawal dari promo voucher di salah satu e-commerce , kami merencanakan beramai-ramai ke sana. Pesan  voucher bareng-bareng yang waktu itu 1 akun bisa membeli maksimal 5  voucher  (1  voucher  = 1 tiket). Lumayan kan, harga normal tiket untuk akhir pekan Rp 60 ribu, tapi dengan voucher  maka hanya membayar Rp 35 ribu.. hehe mental mahasiswa .

Masih tulisan tentang pengalaman lama. Kali ini pengalaman pertama pergi ke Ancol. Sabtu 5 Maret 2016. Aku ke sana dengan Mbak Normi, kawan di kos yang pernah aku ceritakan di  Pengalaman ke Planetarium Jakarta, Taman Ismail Marzuki (TIM) . Tanpa rencana sebelumnya, tiba-tiba pada hari itu tercetus saja ide ke sana ketika sama-sama ada waktu luang. Kami berangkat siang hari naik busway dari halte Salemba Carolus sampai halte Ancol, tanpa transit. Perjalanan lancar kira-kira 45 menit, tapi kalau macet bisa sampai 2 jam. Setiba di halte Ancol, kami mengikuti orang-orang naik ke atas untuk menuju pintu masuk. Di sana membeli tiket masuk seharga Rp 25.000 per orang, itu sudah termasuk naik bus wara-wiri (angkutan bus mini gratis di dalam area Ancol) sepuasnya. Penampakan busnya gak sempat ngefoto,  google aja ya, hehe.

Pengalaman lama, tapi ingin kutuliskan.  Jumat, 19 Februari 2016 Planetarium Jakarta berada di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat. 1 kilometer dari Stasiun Cikini atau 950 meter dari Stasiun Gondangdia (kata google map sih, aku sendiri belum pernah ngukur ). Aku ke sana bersama Mbak Normiyana, kawan baru dan sementara satu kos. Kenapa sementara? Mbak Normi adalah seorang perawat di sebuah rumah sakit di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Mbak Normi sudah berkeluarga dan punya seorang putra. Mbak Normi dikirim oleh rumah sakitnya untuk mengikuti pelatihan selama hampir 3 bulan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), letaknya bersebelahan dengan UI Salemba. Jadi, Mbak Normi hanya sementara berada di Jakarta.

Sebenarnya ini sudah terlalu lama sampai aku lupa apa yang mau kutuliskan , tapi mumpung ingat dan koneksi internet sedang lancar . Hari itu Sabtu, 6 Februari 2016 bersama Mbak Kiki dan Firdha.  Aku belum mulai masuk kuliah. Baru selesai orientasi saja dari tanggal 1 hingga 5. Nah tanggal 6 ini saatnya refreshing , hehe. Mbak Kiki dan Firdha main ke kosku terlebih dahulu di Salemba Bluntas. Makan siang dan sholat, lalu berangkat. Kami naik busway dari halte Salemba Carolus ke Senen Central untuk transit. Dari Senen Central jalan kaki nyebrang ke halte Senen (buat yang belum tahu, halte busway Senen itu ada dua: Senen Central yang sebelahnya Atrium Plaza; dan Senen tok tapi gak pakai tok ). Dari halte Senen tok ,  kami naik busway arah ke Harmoni untuk transit lagi. Selanjutnya dari Harmoni nunggu lamaaa banget sampe lemes kepanasan kehausan barulah akhirnya datang busway mini arah ke PIK, yang langsung penuh berdesakan. Total hanya bayar Rp 3500 saja per orang, tarif busway ke man

Tulisan iseng. Hari itu sepulang sekolah, seorang bocah 14 tahun mampir di warnet dekat SMP-nya untuk mengerjakan tugas kliping, sambil sesekali mainan MIRC (yg generasi 90an tahu kan?). Seperti biasa penjaga warnet memutar lagu-lagu secara acak. Tiba-tiba ada lagu yang entah kenapa terasa familiar dan bernuansa nostalgia. Sebagai orang audio, kalau sudah penasaran dengan nada ya akan ingat dan dicari. Menjelang pulang, sambil bayar tagihan billing nyoba nanya ke petugasnya: Lagu yang diputar tadi judulnya apa ya mas? yang nadanya ..... | waduh saya gak ingat mbak, banyak yang diputar | (bener juga sih) yaudah minta di-copy-kan semua lagu yang tadi diputar bisa mas? | bisa mbak, tunggu ya. Petugas warnet kemudian meng-copy-kan satu folder lagu-lagu. Pada masa itu punya flashdisk butut 128MB aja sudah gaya wkwk.

Aku sudah lama berencana menulis ini. Ketika sedang tidak bisa tidur, aku beberapa kali memikirkannya. Akhirnya aku memutuskan menulis ini sekarang, mungkin untuk melegakan diriku sendiri karena apa yang tersimpan di pikiranku telah tersurat, atau mungkin juga Allah punya rencana. Entahlah.. Nama panggilannya Erna. Ia adalah teman sekelas saat aku sekolah di MI (setara SD). Kami teman akrab. Rata-rata kami sekelas memang akrab bahkan kami kenal dengan kakak dan adik kelas, karena sekolah kami termasuk sekolah baru di desa. Kami angkatan ke-3 dengan jumlah kurang dari 15 murid. Selain kawan di MI, Erna juga merupakan kawan di sekolah ngaji (TPQ). Aku masih ingat waktu itu kelas 2 MI, kami juga sekelas di TPQ. Ada keterbatasan jumlah kelas di TPQ sehingga terdapat 2 shift pengajaran yaitu kelas siang jam 2 dan kelas sore jam 4. Kami sekelas di kelas siang, dengan bimbingan Bu Khus yang juga merupakan guru kami di MI.

Tulisan ini diary . Betul-betul diary . Nyampah, edisi mellow malam hari raya wkwk. Setelah sebelumnya hampir 3 bulan liburan semester berada di Jawa Timur (Gresik + 3 minggu di Pare), agak kaget juga rasanya di Jakarta. Butuh sedikit penyesuaian. Apalagi aku pindah kos. Adaptasi dengan lingkungan sekitar yang baru. Aku memang merencanakan tidak pulang saat idul adha, dengan pertimbangan: 1. Baru 2 minggu di sini, capek kalau bolak-balik. 2. Ingin merasakan sholat id di Istiqlal. 3. Biar berasa anak rantau beneran, haha.

Ceritanya, hari ini lagi beresin berkas-berkas yang ada di HD eksternal biar rapi, terus nemu draf setahun lalu yang aku lupa belum di- post . Aku ngurus surat keterangan ini Juli 2015. Jadi ini post lampau banget yak lebih dari setahun lalu. Tapi kan sayang udah bikin draf 90%, tinggal dikit aja masa dibuang, hehe. Insya Allah masih cukup relevan, palingan biayanya yang naik, haha. Oke langsung saja gan, Surat keterangan sehat? Sudah biasa dan sering. Minta di puskesmas juga bisa tinggal bayar Rp 5 - 10 ribu. Tapi kali ini aku ngurus buat salah satu syarat pendaftaran beasiswa, yang bunyi persyaratannya: "Melampirkan surat keterangan sehat dan bebas narkoba dari rumah sakit pemerintah".

(Sekarang yang dicetak boarding pass , bukan tiket yang tebal seperti dulu). Pagi ini berangkat pukul 05.30 WIB dari rumah. Diantar sampai Sentolang, lalu naik len PTG (Pasar Turi-Gresik). Di dalam len sudah ada seorang ibu-ibu. Sampai Terminal Osowilangon, ada 3 orang laki-laki paruh baya "bakulan" yang naik, nampaknya mereka baru turun dari bus lalu oper len, hendak menuju Pasar Turi.

Alhamdulillah, hari ini lancar ngurus pajak 5 tahunan (ganti plat nomor/ganti STNK) motor. Sebelumnya sudah tanya beberapa orang yang pernah ngurus pajak 5 tahunan ini. Selain itu, aku juga cari-cari referensi di internet, cukup membantu meski tidak sama persis (karena artikel di internet adanya kota-kota lain, gak nemu yang Gresik). That's why I'm writing this article, which may be able to help others in getting information. Semoga bermanfaat ya kawan :)

Tugas Kesenian waktu SMP (termasuk bikin piguranya). Sampai sekarang masih disimpan karena ingat dulu ngerjakannya rumit, lama, dan modalnya banyak wkwk. Merupakan pengalaman pertama dan terakhir saya menggambar di kanvas. Itupun sebagian dibantu Bapak wkwk. Setelah itu kapok dan berharap gak ada tugas begitu lagi. Yaah maklum lah, tidak semua anak punya bakat seni kan *ngeles. Sistem pendidikan pada masa itu (atau sampai sekarang ya?) semua anak diharuskan menggambar. Padahal, sejak TK juga sudah kelihatan kalo saya gak bakat, haha. Untungnya waktu SMA, pelajaran Kesenian tidak hanya ada satu kelas, melainkan boleh pilih salah satu dari kelas: seni rupa, musik, atau tari.

Salah satu keistimewaan naik kereta yg tidak dapat dirasakan saat naik pesawat adalah melihat kehidupan. Kehidupan? Melihat rumah-rumah dari kayu, gubuk yg mungkin bocor saat hujan, tak berlantai, dengan kursi dan meja kayu tua di ruang tamunya.

Berawal dari mata pelajaran Bahasa Indonesia saat kami SMA. Kami diberi tugas berkelompok masing-masing dua orang, kemudian maju membacakan hasil diskusi.

Stasiun Jakarta Kota (disebut juga Stasiun Kota Tua) Kicauan santai. Kembali dari suatu keperluan yg kebetulan dekat area Kota Tua.

Sampul Novel Embun Karya Okyb R. Mushashi "Telah lama Vaya mendaulat kereta sebagai moda transportasi favoritnya. Dia tidak suka naik bus karena bau bahan bakarnya yang menyengat dan goncangannya yang tidak beraturan saat melaju di jalan membuat kepalanya pusing dan perutnya mual."

1. Setiap kata sifat yg belakangnya huruf f, ketika berubah menjadi kata benda yg berakhiran -itas maka pakai v. Efektif -> Efektivitas. Aktif -> aktivitas. Kondusif -> kondusivitas.

Sebut saja Mbak Bunga. Saya kenal Mbak Bunga dari saat tahun pertama kuliah di ITS. Mbak Bunga ini pintar, aktif, berprestasi, dan kepribadiannya baik. Biaya kuliah S2 besarnya jauh berkali-kali lipat biaya kuliah S1, sehingga mayoritas orang yg saya kenal kuliah S2 dengan beasiswa.

In my honest opinion .. terus terang saja saya bingung dengan Jakarta ini. Jalan raya penuh. Banyak yang main serobot, mendahului seenaknya, mobil yang bikin kaget pindah jalur gak ngasi tanda. Jalan tol penuh juga (dengan banyak mobil yang cuma isi 1 orang).

Gambar diambil dari google gambar dengan kata kunci "sempeng rebus" Namanya sempeng (atau simping). Hewan air, sepertinya masih sodaraan dengan kerang. Cangkangnya keras transparan/bening.

Tidakkah kita punya sedikit saja rasa empati? Membaca berita-berita kejahatan, selalu saja didominasi komentar-komentar menyudutkan korban. Padahal, detil kejadian dan motif tertera masih dalam proses penyelidikan. Eh masyarakat kita sakti sekali ya belum disebutkan sudah "serba tahu". 1. Berita pembegalan motor "Ini pelajaran agar jangan berkendara sendirian malam hari bla bla.. " (fokus ke mencari-cari kesalahan pengendara motornya)

Foto diambil pada perjalanan KA Argo Bromo Anggrek Pagi Kicauan santai malam hari setelah baca-baca berita. 21 April : Rame. Berbagai lembaga mulai dari PAUD, TK, hingga lembaga berisi orang-orang dewasa banyak yang merayakan. Rela ngeluarin "modal" yang cukup banyak buat ke salon atau ngundang juru rias. Ada juga yang ditambah sewa kebaya, sewa kostum anak-anak seperti kostum polisi.

Novel Biografi Muhammad, buku ke-1, oleh Tasaro GK. Jadi... Masih ada yang menganggap dalam islam wanita dibatasi hanya boleh begini dan begitu saja?

Foto diambil dari luar dan dalam KA Gumarang. Merupakan kereta api yang pertama kali saya naiki pada 2011. Pengalaman pertama naik kereta api dan sendirian... sekaligus pengalaman pertama ke Jakarta.

(Gambar diambil dari: https://web.facebook.com/james.bandido/media_set?set=a.10208231293917532.1073741903.1158064132&type=3)

Saya baru saja menyelesaikan membaca dwilogi Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas. Haha telat banget ya...

Mengutip salah satu tulisan menarik dari salah satu tokoh yang inspiratif bagi saya, yaitu Pak Agus Zainal Arifin:

Ceritanya, Rabu siang 23 Maret 2016 jam setengah dua lebih, aku baru tahu dari  timeline  Facebook kalau ada launching album baru Ada Band. Wah di Cikini, deket banget itu sama kampus. Cek google map , kalau dari kos hanya sekitar 2,5 KM. Datang gak ya? Bentar lagi jam dua, acara cuma sampe jam lima, ini aku masih makan di kos belum selesai, belum siap-siap dan sebagainya......

Dunia maya adalah tempat di mana orang ngomong sepuluh kalimat yg mengandung argumen dan sebab akibat, tapi banyak pembaca hanya memotong satu/dua kalimat lalu si penulis dihujat. Dunia maya adalah tempat di mana orang sudah nyebutin "beberapa", "sebagian", atau "banyak" lalu beberapa nyolot, "gak semua kayak gitu.. bla bla". Lah kan emang. Belum lagi yg komennya gak nyambung dengan bahasan, hanya menikmati mental bullying. Dunia maya adalah tempat di mana saat ngomong "jika  A maka B" lalu ada yg protes "B belum tentu A". Lah emang.. lalu muncul lagi komen yg menegaskan "B belum tentu A", dan seterusnya hingga bahasan ke mana-mana. Dunia maya adalah..... ah sudahlah. Selow mawon :)

Kemarin sore terlihat ada terop (baca: tenda kondangan) warna hijau muda di depan balai RW, sekitar 20 meter dari kos. Besok ada nikahan mungkin, pikirku. Ternyata, pagi tadi ada lomba tartil tingkat anak-anak dan remaja. Dilanjut lomba hafalan, mirip yang di TV gitu. Berhubung jarak dekat banget, dari dalam kospun kedengaran jelas acaranya. Secara tidak langsung ikut nyimak, sambil 'menguji' diri sendiri. Pada seleksi lomba hafalan, peserta membaca satu surat juz 30 yg dipil ihkan juri, lalu diuji melanjutkan ayat.

Rabu, 3 Februari 2016. Hari ketiga Orientasi Mahasiswa Baru (OMB). Hari ini materi dari Pak Riri Satria tentang berpikir logis. Pertama kali yang dibahas adalah mengenai dimensi berpikir manusia. Ada tiga dimensi yang biasa digunakan oleh manusia dalam berpikir: 1. Rasional      menggunakan logika, analisis, data, dsb. 2. Emosional      menggunakan perasaan.

Selasa, 2 Februari 2016. Hari kedua Orientasi Mahasiswa Baru (OMB). Berdasarkan pengalaman hari pertama, maka hari ini aku pakai celana kain, gak pakai rok lagi :p Bukannya nyerah, tapi sungguh membahayakan kondisi di tengah hujan dan semrawut lalu lintas kemarin. Begitu juga saat pulang jalan kaki jam setengah sepuluh malam pakai rok, aku jadi paranoid sendiri.  Hari ini berangkat lebih awal yaitu sebelum maghrib, sholat maghrib di kampus. Mungkin ke depannya juga akan begitu terus.

Percakapan dua mahmud dengan penerjemahan ke Bahasa Indonesia, A: "Wah belanjanya banyak banget mbak." B: "Iya, ini buat acara ulang tahunnya xxxxx." (nama anaknya) A: "Oh... xxxxx udah umur berapa sekarang?" B: "[sekian] tahun.. Oh ya anak-anakmu kok kayaknya gak pernah ulang tahun ya?" A: "Hehehe." B: "Kasian lho.. bla.bla.." A: "Hehe... mbak, anaknya sudah aqiqah?" B: "Hehehe." C: (nyimak) ‪#‎ masyarakat‬

Senin, 1 Februari 2016. Hari pertama Orientasi Mahasiswa Baru (OMB). Alhamdulillah, tiba juga pada hari pertama masuk. Jadwalnya orientasi pukul 19.00 - 21.00 dan ada disediakan makan malam bagi yang mau pada pukul 17.30 - 19.00. Niatnya berangkat setelah sholat maghrib aja biar lebih tenang. Sebelum maghrib sudah wudhu dan siap-siap, kemudian nunggu lamaaa kok gak maghrib-maghrib ya. Cek aplikasi jadwal sholat, oh iya maghribnya 18.20, maklum baru tiba di Jakarta tadi pagi dan kelamaan pulang kampung jadi lupa kalau jam maghrib di sini lebih lama. Aduh.. bakal gak cukup waktu buat ikutan makan gratis dong *mental anak kos* :p

Sedang bersih-bersih lemari dan nemu buku gambar yang ada ini. Sebenarnya buku-buku SMP sudah sejak dulu dikilo, namun khusus buku gambar entah kenapa masih kusimpan, mungkin karena dulu untuk sekedar ngejar gak remidi saja susah sekali ngerjakannya :D grin emoticon :D

Mencoba membuat hitung-hitungan sederhana saat tiba-tiba terlintas pikiran ini. Antara Jalan-Jalan ke Luar Negeri, Berkurban, dan Merokok. Siapa yang tidak ingin jalan-jalan ke luar negeri? Mahal? Bagi yang muslim, siapa yang tidak ingin melaksanakan perintah berkurban? Mahal?

Adakah di antara pembaca yang anak kos? Tulisan ringan ini mewakili pemikiran saya sebagai anak kos. Terhitung sejak pertama kali saya ngekos saat awal kuliah hingga sekarang, ini adalah tempat kos yang ke-8 bagi saya. Nah berdasarkan pengalaman bertahun-tahun ngekos tersebut, ada beberapa hal yang saya golongkan ke dalam tindakan egois apabila dilakukan oleh anak kos:

Suatu ketika setelah keluar dari stasiun, ada seorang perempuan kira-kira sebaya denganku, kelihatannya juga dalam posisi menunggu.