Ocehan Transportasi Jakarta

In my honest opinion.. terus terang saja saya bingung dengan Jakarta ini. Jalan raya penuh. Banyak yang main serobot, mendahului seenaknya, mobil yang bikin kaget pindah jalur gak ngasi tanda. Jalan tol penuh juga (dengan banyak mobil yang cuma isi 1 orang).
Lalu apakah yang tidak mau naik kendaraan umum salah? Tidak sesederhana itu. Kondisinya, kalau dibilang orang-orang tidak mau naik kendaraan umum tidak juga. Ada KRL penuh, berisi lautan manusia. Stasiun juga jadi lautan manusia. Ada busway penuh juga, berdesak-desakan lautan manusia. Pejalan kaki juga banyak, dengan nasib menyedihkan was-was keserempet karena trotoar dipakai parkir motor, orang jualan, dan pemotor yang seperti di gambar ini, lalu saat mau menyeberang di lampu merah juga deg-degan campur kesal karena banyak kendaraan yang maju-maju (tidak mau diam di belakang garis), juga yang mengabaikan lampu merah.
Belum lagi soal transportasi umum yang jauh dari ketepatan waktu. KRL masih sering tidak sesuai jadwal. Intensitasnya masih jarang. Sekali ketinggalan, nunggu kereta selanjutnya lama bisa sampai 1 jam an (di jalur-jalur tertentu, akhirnya kadang batal naik meski sudah di dalam stasiun lalu pesan ojek). Busway juga tidak ada jadwal keberangkatan yang jelas dan tepat waktu. Manusianya banyak, transportasi umumnya kurang memadai. Yaa begitulah.. Ini kompleks dan bisa merambat ke berbagai aspek.
Kalau ditanya terus solusimu apa? Yah saya gak tahu toh saya cuma pengguna jalan yang sudah rutin bayar pajak, bukan pembuat kebijakan yang digaji dari uang rakyat untuk mencari solusi wkwwk. Tapi kalau yang saya inginkan (mungkin ada yang pro dan kontra, ini kan cuma keinginan saya):
  1. KRL lebih banyak jumlahnya jadi sering lewat. Nunggu maksimal 15 menit lah jangan lama-lama banget. KRL tepat waktu sesuai jadwal, karena penumpang kadang perlu transit beberapa kali, itu ada perencanaan berangkat jam sekian agar nyampe paling lambat jam sekian. Eh perencanaan itu selalu kacau jadinya.
  2. Busway ada jadwal yang jelas dan tepat waktu (ini agak susah sih karena dipengaruhi kondisi jalan raya). Jumlahnya juga dibanyakin.
  3. Di tol hanya boleh bayar pakai kartu. Antrian di tol panjang dan lama salah satunya karena ribet nunggu uang kembalian. Kalau pengguna busway bisa dipaksa pakai kartu multitrip, kenapa pengguna tol tidak? Tinggal tempel bisa mengurangi waktu beberapa detik kan, lalu dikali sekian ratus orang.
  4. Tarif parkir di stasiun diturunkan agar orang mau nitipin kendaraannya aja lalu naik angkutan umum.
  5. Penegasan hak pejalan kaki. Zebra cross lebih diperlebar, ada lampu hijau dan petunjuk sisa berapa detik untuk menyeberang, kampanye besar-besaran bahwa pejalan kaki harus diutamakan (setelah pemadam kebakaran dan ambulan), serta penindakan tegas dan memberi efek jera bagi pelanggar hak pejalan kaki.
  6. Penertiban lebih tegas ke angkot, bajai, metromini, kopaja, dan bus yang ngetem sembarangan bikin macet.
  7. Orang yang parkir di trotoar, pedagang yang jualan di trotoar (mereka ini awalnya jualan kecil-kecilan, lama-lama banyak yang melebar, ditambah atap, kursi-kursi, dan jadilah trotoar "dimiliki"), dan pelanggar lalu lintas ditindak tegas dan adil siapapun orangnya.

Comments