Embun Karya Okyb R. Mushashi (Novel)

Sampul Novel Embun Karya Okyb R. Mushashi


"Telah lama Vaya mendaulat kereta sebagai moda transportasi favoritnya. Dia tidak suka naik bus karena bau bahan bakarnya yang menyengat dan goncangannya yang tidak beraturan saat melaju di jalan membuat kepalanya pusing dan perutnya mual."

Kesan pertama: Wah cocok! Sepemikiran ini wkwkwk.


Baca lebih lanjut, ini ceritanya Vaya sedang naik kereta api dari Jakarta ke Jogja (pada masa saat kereta api belum pakai AC dan banyak pedagang asongan).

Sepanjang perjalanan, Vaya teringat banyak hal mulai dari nostalgia masa kecil di desa hingga kenangan-kenangan lainnya.
Kesan kedua: Cocok lagi! Setiap naik kereta selalu ada saja kenangan bermunculan, nostalgia dari alif sampai ya' (karena dari A sampai Z sudah terlalu mainstream).

Kesan ketiga: ini penulisnya detil banget menggambarkan suasana naik kereta api jarak jauh :) 

"Semua peserta memegang pecahan genting seukuran telapak tangan. Mereka berdiri di garis yang telah ditentukan, lalu melempar pecahan genting itu ke lingkaran kecil yang berjarak sekitar lima meter dari garis. Peserta yang gentingnya jatuh paling jauh dari pusat lingkaran dianggap kalah, dan dia harus berjaga, sementara peserta lain harus bersembunyi............dst............"
Kesan keempat: Wah sama persis! Waktu kecil paling favorit main ini, kami menyebutnya 'tekongan'. Tidak harus pecahan genting. Bisa dengan sendal jepit, kotak korek api, atau benda datar lainnya.

Kesan kelima: Sejujurnya beli novel ini cuma karena covernya bagus wkwk. Belum pernah tahu tentang penulisnya dan bukunya masih terbungkus plastik, gak ada yang sudah dibuka. Hijau, sederhana, enak dilihat. Saya sudah siap dengan konsekuensi seandainya ceritanya jelek. Eh ternyata tidak mengecewakan kok. "Don't judge a book by it's cover" itu kan hanya perumpamaan, tidak harus dimaknai secara literal :D

Setelah selesai baca,
Kesan keenam: Sedikit ketawa geli saat bagian tokoh Vaya ini orangnya merasa terganggu kalau melihat ejaan yang tidak sesuai EYD (terutama tulisan di tempat umum). Selain itu, dia menikmati suasananya stasiun. Kok mengingatkan pada seseorang ya, syukurlah berarti seseorang itu tidak sendirian dengan pemikirannya tersebut wkwkwk.

Kesan ketujuh: Novel ini termasuk santai dan ringan dibaca. 222 halaman dalam 5 jam.

Comments