Tentang Hafalan

Kemarin sore terlihat ada terop (baca: tenda kondangan) warna hijau muda di depan balai RW, sekitar 20 meter dari kos. Besok ada nikahan mungkin, pikirku.
Ternyata, pagi tadi ada lomba tartil tingkat anak-anak dan remaja. Dilanjut lomba hafalan, mirip yang di TV gitu. Berhubung jarak dekat banget, dari dalam kospun kedengaran jelas acaranya. Secara tidak langsung ikut nyimak, sambil 'menguji' diri sendiri.
Pada seleksi lomba hafalan, peserta membaca satu surat juz 30 yg dipilihkan juri, lalu diuji melanjutkan ayat.

Setelah istirahat siang semifinal. Kali ini peserta membaca surat andalannya sendiri, surat pilihan juri, melanjutkan ayat, dan menebak suatu ayat dari surat apa.
Lucu-lucu dengernya, ada beberapa anak yang aku yakin sebenarnya dia hafal, tapi grogi lalu ayatnya jadi berputar-putar wkwk. Wajar, namanya juga disuruh baca sambil berdiri di atas panggung ditonton orang sekampung (yang datang).
Paling susah menebak suatu ayat dari surat apa. Kebiasaan waktu kecil hafalnya nguruuut aja dari ayat pertama sampai habis. Mikirku lama wkwk, sering kalah cepat dengan anak-anak itu :l
Ada satu peserta semifinal perempuan, masih TK. Ketika disuruh menebak suatu ayat dari surat apa, dia malah melanjutkan ayat itu. Sudah dijelaskan ulang dan dicoba lagi masih sama. Yah namanya juga anak-anak grin emoticon
***
Mengingat bukan kota santri, bukan kota wali, bukan daerah yang terkenal religius, senang rasanya sebuah kampung di Jakarta Pusat punya acara ginian. Ada penampilan hadrah juga. Feels like home smile emoticon
Acara yang positif dan mendidik, mudah-mudahan berkelanjutan dan banyak di daerah lain juga.
Oh ya baru saja ada peserta laki-laki masih SD. Saat diminta membaca surat andalan, dia membaca Tilkar Rusulu (juz 3). Suaranya merdu, bacaannya fasih. Huaaaa... aku mbrebes mili....
Sekian.

Comments