Kartini, Bumi, Buruh, dan Pendidikan

Foto diambil pada perjalanan KA Argo Bromo Anggrek Pagi

Kicauan santai malam hari setelah baca-baca berita.

• 21 April: Rame. Berbagai lembaga mulai dari PAUD, TK, hingga lembaga berisi orang-orang dewasa banyak yang merayakan. Rela ngeluarin "modal" yang cukup banyak buat ke salon atau ngundang juru rias. Ada juga yang ditambah sewa kebaya, sewa kostum anak-anak seperti kostum polisi.
• 22 April: Cenderung sepi. Ada sih yang merayakan tapi bisa dihitung dengan jari. Padahal bisa diisi dengan banyak kegiatan positif yang gratis seperti kerja bakti, sosialisasi tentang lingkungan (ditanamkan sejak dini kepada anak-anak PAUD hingga orang dewasa). Kalau mau modal sedikit bisa dengan iuran untuk memperbanyak tempat sampah, bersama-sama menanam pohon, dll.

Terima kasih kepada para aktivis lingkungan, para pecinta alam "sungguhan", dan semua orang yang mau peduli pada bumi, yang imbas positifnya juga otomatis akan dirasakan oleh yang tidak peduli.

• 1 Mei: Rame. Biasanya banyak demo. Jalanan macet. Begitu terus setiap tahun. Gaya hidup dan gengsi meningkat terus.
• 2 Mei: Cenderung sepi. Paling hanya lembaga berkaitan yang merayakan, itupun biasanya hanya dengan upacara.

Terima kasih kepada para guru honorer yang tulus mengajar, para guru/pengajar lainnya yang ikhlas dengan pendapatan "cukup" demi lega hati melihat anak didiknya dari tidak mengerti menjadi mengerti, juga para guru dan relawan yang luar biasa rela mengajar di pedalaman. Tidak ada ceritanya beliau-beliau ini demo sampai mogok ngajar dan mengganggu lalu lintas. Semoga jasa beliau-beliau menjadikan kemudahan hidup serta kebahagiaan yang sesungguhnya, yang tak terukur oleh materi.