A Shoulder To Cry On

Tulisan iseng.
Hari itu sepulang sekolah, seorang bocah 14 tahun mampir di warnet dekat SMP-nya untuk mengerjakan tugas kliping, sambil sesekali mainan MIRC (yg generasi 90an tahu kan?). Seperti biasa penjaga warnet memutar lagu-lagu secara acak. Tiba-tiba ada lagu yang entah kenapa terasa familiar dan bernuansa nostalgia. Sebagai orang audio, kalau sudah penasaran dengan nada ya akan ingat dan dicari. Menjelang pulang, sambil bayar tagihan billing nyoba nanya ke petugasnya:

Lagu yang diputar tadi judulnya apa ya mas? yang nadanya ..... | waduh saya gak ingat mbak, banyak yang diputar | (bener juga sih) yaudah minta di-copy-kan semua lagu yang tadi diputar bisa mas? | bisa mbak, tunggu ya.
Petugas warnet kemudian meng-copy-kan satu folder lagu-lagu. Pada masa itu punya flashdisk butut 128MB aja sudah gaya wkwk.

Ternyata lagu yang dikasi petugas warnet di luar dugaan: ada banyak sampai puluhan. Sesampainya di rumah nyari satu-satu sampai akhirnya ketemu. Meski saat itu belum paham artinya, nyari arti katanya di kamus lusuh yang sudah turun-temurun dari generasi ke generasi (gak gitu juga sih) dan ketebalannya melebihi novel Harry Potter 7 hard cover (anak zaman sekarang masih kenal kamus non digital gak ya?).
Jadi inti tulisan ini apa? Gak ada, kan sudah dibilang tulisan iseng haha. Sekarang bocah itu 24 tahun, sedang mendengarkan lagu itu dan masih menyukainya.
Lagu itu adalah A Shoulder To Cry On nya Tommy Page. Lagu jadul yang masih tetap enak hingga sekarang.

Comments