Kesalahpahaman itu Menyakitkan (Suka Duka Jaga UAS)

Seperti biasa ketika ujian mata kuliah K, umumnya kelas dijaga oleh 1 dosen dan 1 asdos. Saya sudah pernah jaga 2 kali pada waktu UTS dan UAS semester lalu. Untuk semester ini UTS hanya dijaga dosen, jadi asdos hanya bantu jaga waktu UAS.

Sejak pagi banyak yang SMS tanya: Apa asdos pake ambil soal? Kalo pake ambil di mana? Absennya nanti di mana? dan sebagainya. Saking banyaknya, sampe sempet mikir: oalah rek... jangan kayak Bani Israil dong.. banyak tanya yang boleh jadi malah menyulitkan diri sendiri. Tidak ada instruksi itu, dan memang dari koordinator dosen K tidak ada info yang teknis banget. Kita disuruh bantu jaga sesuai jadwal, hanya itu.


Hari ini saya mendapat jadwal jaga jam 9 dgn Bu Rose (nama samaran, asal comot aja sambil ingat kardioda, leminiscate, limacon). Saya sudah pernah jaga dengan Bu Rose semester lalu, bahkan tempatnya pun sama. Ah mungkin jadwalnya hanya modifikasi sedikit dari yg semester lalu. Jaga UAS dengan Bu Rose dulu cukup santai tapi tetap tegas. Beliau duduk di depan sambil mengoreksi kuis kelasnya, sedangkan saya duduk di belakang sambil ikut mengerjakan soal UAS, buat nyoba ngukur kemampuan diri sendiri. Walaupun menjaga sambil mengerjakan hal lain, jika ada gelagat mencurigakan dari peserta UAS tetap dapat diketahui dan ditegur.
Ah itu tadi semester lalu, alur kembali ke hari ini:

Saya berangkat agak buru-buru karena takut terlambat, tidak sempat sarapan. Masa pengawas datang telat? Setibanya di kelas, Bu Rose belum datang. Peserta UAS (yang adalah maba) masih bergerombol dan ramai. Saya menyuruh mereka duduk dengan rapi, mengisi bangku-bangku depan yang kosong, bersiap-siap. Seharusnya sudah dimulai. "Kalau dimulainya telat, kasihan anak-anak -peserta UAS- nanti waktu ngerjakannya berkurang", itu yg ada di pikiran saya. Maka saya menuju TU jurusan yg ada di lantai 2, tujuannya memanggil Bu Rose (karena semester lalu juga gitu, saya manggil beliau di TU, yah barangkali orangnya kurang tepat waktu). Di tengah perjalanan -masih di lorong lantai 1- saya berpapasan dgn Pak X yg membawa bungkusan berkas UAS, saya menunduk sopan. Saya belum pernah diajar Pak X, dan belum pernah berinteraksi dgn beliau. Saya pikir Pak X menjaga kelas lain, karena memang ada banyak kelas UAS bersamaan.

Setibanya di TU, saya bertanya pada koordinator dosen K.
saya: Bu, Bu Rose-nya di mana?
koor dos: (menjawab sambil sibuk dengan kertas-kertas) eem, Bu Rose jaganya sama Pak X.
saya: lho.. maksudnya?
koor dos: eh, itu.. Bu Rose diganti Pak X.
saya: ooh.. (kemudian dalam hati: Tadi kan aku papasan dgn Pak X. Pasti sekarang orangnya sudah di kelas, dan aku bakal dikira telat. Waduuh...)

Sebelum keluar dari ruangan TU, saya ingat pertanyaan teman-teman tentang absen, maka saya tanyakan saja sekalian.
saya: asdos yang jaga ngisi absen di mana, Bu?
koor dos: ini (sambil menunjukkan lembaran yang sudah ada di atas meja, yang masih kosong belum ada yang tanda tangan). kamu tanda tangan di situ, terus kasitau temen-temenmu.
saya: Iya, Bu.
Saya sempat mendengar salah satu TU berbisik ke koordinator dosen K: "asdos gak dikasi konsumsi, Bu?" tapi tidak ada kelanjutan.

Setelah turun dari tangga, ada teman yang katanya tadi jaga jam 7 tapi belum absen. Saya memberitahunya kalau absennya di TU. Dan katanya tadi dia juga sudah di TU tapi tadi absennya belum ada.
"Semester ini benar-benar koordnasinya kurang baik.. selain info yang berubah-ubah, persiapan kurang." pikir saya dalam hati.

Saya masuk kelas di saat Pak X membagikan lembar jawaban. Saya menawarkan untuk membantu membagikan lembar soal dan di-iya-kan. Setelah membagikan lembar soal, saya duduk di bangku paling belakang. Menurut saya kalau pengawas ada di depan dan belakang, biasanya peserta ujian tidak bisa berbuat aneh-aneh.

Teringat masalah absen, saya segera mengetik SMS jarkom untuk memberitahu teman-teman asdos yang lain. "Selak teman-teman yang jaga jam 7 balik, kasihan kalau mereka harus ke kampus lagi", pikir saya dalam hati. Pada waktu itu Pak X sedang menggilir lembar absen peserta UAS.

Saya sudah ngetik, tinggal memasukkan nama-nama PJ jarkom 2011, 2010, dan S2 kemudian kirim, ketika itu Pak X sampai di belakang dan,,,,,,
Pak X: kamu, ngapain? pengawas? (beliau bertanya dengan kasar, saya kaget. beberapa maba menoleh.)
saya: iya pak.. (masih kaget)
Pak X: kalo pengawas jangan SMS-an! (sangat keras. semakin banyak kepala yang menoleh)
*jleb *speechless *heningsejenak

Oh Tuhan... rasanya saya dipermalukan di depan maba!
Seketika mendung.

Saya gak SMS-an.. Saya cuma akan mengirim jarkom penting..
Tapi apalah daya sudah gak bisa berkata-kata.
Kemudian saya permisi keluar sebentar,
saya: Kalo gitu permisi sebentar Pak, mau nginfokan ke asdos lain. (kalimat ini terucap dengan agak kacau)
Pak X hanya diam. Saya keluar untuk memasukkan nama-nama dan tekan "kirim". Beres, saya masuk kelas dan tentunya dengan perasaan enggan.


Rasanya waktu berjalan sangat lambat.
Apalagi sejak tadi Pak X mondar-mandir dan rasanya beliau juga mengawasi saya.
Lucu ya, pengawas yang sedang diawasi.
Saya hanya duduk diam di satu tempat. Hilang segala selera. Ingin segera berakhir dan keluar.
Dan lucunya pula, ketika beliau duduk diam di depan, peserta UAS tertib. Tapi ketika beliau mondar-mandir, peserta yang duduk di bangku depan mulai menunjukkan gelagat mencurigakan, mungkin karena merasa di depan tidak ada yang mengawasi.

Mungkin sebagian dosen lupa bagaimana mahasiswa. Saya tahu Pak bagaimana mahasiswa ketika ujian, bagaimana cara mengawasi yang tepat, saya cukup tahu gelagat-gelagat kecurangan walau saya diam tanpa mondar-mandir. Karena saya masih merasakan jadi mahasiswa....




Setelah lama....
Akhirnya waktu habis.
Peserta UAS mengumpulkan lembar jawaban ke Pak X kemudian Pak X keluar begitu saja, tanpa bertegur sapa dengan saya.
Ya Tuhan.. ini interaksi pertama saya dengan beliau dan yang beliau tangkap adalah kesan jelek karena kesalahpahaman.
Ini menyakitkan...


Terakhir, biasanya kalau jaga ujian ada yang mengantar konsumsi ke kelas. Kali ini tidak. Dan karena tadi saya absen pertama sendiri dan belum jelas dapat konsumsi apa tidak, maka jadilah saya tidak dapat konsumsi. Teman-teman yang kemudian absen di TU mendapat konsumsi.
Benar-benar hari yang ......................


Ah sudahlah, ingat-ingat kutipan materi mentoring:
"Entah ini musibah atau berkah, aku hanya berbaik sangka pada Allah.."

Comments