Mbolang Singkat ke Lampung, Sejenak Menginjakkan Kaki di Pulau Sumatera

Sebenarnya ini cerita mbolang yang sudah cukup lama, baru sempet nge-post walopun catatan jam-jamnya sudah ada.

Setelah melalui perdebatan sengit yang tidak jelas, akhirnya aku, Mbak Kiki, dan Mbak Cil nekat aja ke Lampung hanya bertiga cewek-cewek dan ini merupakan perjalanan ke Pulau Sumatera yang pertama kalinya bagi kami. Bismillah.

Jumat, 5 Juni 2015

Sepulang dari kantor langsung ke kos, makan malam dan berkemas. Barang yang dibawa simpel aja sih. Duit pastinya (ya iyalah, masa di kendaraannya cuma numpang gratis). Lalu sikat dan pasta gigi, sabun muka, parfum, mukena, HP, jaket dan masker (perkiraan suhu dingin di bus).

22.10 Kami berangkat dari kos menuju gang, lalu naik taksi ke Cikokol tepatnya di pangkalan bus dekat Transm*rt Carref*ur. Jaraknya termasuk dekat, ongkos taksi habis sekitar 22 ribu.

22.20 Nyampe di pangkalan bus, sudah ada bus Arimbi yang mau berangkat ke Merak. Ada orang yang nawari kami untuk segera naik, tapi kami bilang mau ke minimarket dulu, katanya oke ditunggu. Jadilah kami beli makanan ringan dan minuman untuk perbekalan. Keluar dari minimarket ternyata busnya masih ada, kami naik lalu gak lama bus langsung berangkat. Haha berarti busnya tadi beneran nunggu kami :D
Betewe, walaupun malam hari, jangan dibayangin busnya bakal sepi horor menyeramkan gitu ya. Busnya penuh. Rata-rata penumpangnya memang laki-laki, tapi ada juga kok perempuan yang muda maupun tua, ataupun yang pasangan suami-istri.
Lelah setelah seharian kerja, maka di bus langsung terkapar tidur, hahaha, Oh ya busnya kursinya 3-2 dengan tarif per orang 25 ribu.

---------------------------------------Ganti Hari---------------------------------------

Sabtu, 6 Juni 2015

00.15 Turun dari bus. Gak nyangka ternyata secepet ini nyampe. Dari terminal bus jalan kaki santai dikit ke Pelabuhan merak. Menurut google map, jaraknya cuma 230 meter. Menurut referensi lain, ada yang bilang 1 KM, ada yang bilang lebih. Jangan dibayangin jalannya sepi serem kan tengah malam (awalnya saya ngira gitu), ternyata salah. Jalannya rame banget. Sepanjang kiri kanan jalan banyak toko makanan dan oleh-oleh (toko-tokonya buka), ada orang-orang yang makan di warung-warung makan, ada juga toilet dan mushola umum. Kami mampir dulu di toilet dan menunggu Mbak Cil sholat (aku dan Mbak Kiki sudah sholat). Perjalanan sekitar 30 menit karena pake mampir toilet dan mushola, dan cara jalannya santai banget. Kalo normal mungkin bisa 15 menit.

00.45 Kami tiba di Pelabuhan Merak. Sempet ke ATM dulu, lalu beli tiket Kapal Ferry Merak-Bakauheni. Harga tiket untuk dewasa 15 ribu, anak-anak 9 ribu.

01.10 Sudah di jembatan di pelabuhan, akan masuk kapal tapi nunggu orang-orang yg keluar dari kapal terlebih dahulu. Lagipula kapalnya kelihatan masih proses "parkir", jadi kami nunggu beberapa saat lalu masuk kapal. Sampai di dalam kapal, selanjutnya kapal tidak langsung berangkat. Entah nunggu jadwal mungkin. Oh ya suasana di dalam kapalnya bersih, ada kursi-kursi empuk dengan jumlah terbatas. Kami termasuk orang yang masuk awal-awal jadi dapat kursi. Bagi yang pengen tahu kayak gimana kapalnya? Jangan dibayangin kayak kapal kayu yang goyang-goyang kena ombak ya. Ini kapal gede. Lebih bagus dari kapal penyeberangan Surabaya-Madura ataupun Banyuwangi-Bali. Berikut penampakannya (tapi cuma kefoto separuhnya).

Gambar 1: Kapal Ferry Merak-Bakauheni

01.40 kapal berangkat. Awalnya pelan-pelan lalu makin cepat. Selanjutnya, kami kepanasan. Sebenarnya ruangan dalam kapal ber-AC. Tapi AC yang dekat dengan kami kayaknya gak berfungsi, jadi panas. Akhirnya kami keluar ke "teras" kapal. Sekeliling teras kapal ini juga banyak orang. Kamipun duduk nggembel di situ. Anginnya semriwing dan lama-lama makin dingin.

03.40 Kapal udah sampe di Pelabuhan Bakauheni Lampung, tapi masih siap-siap “parkir” dan itu lumayan lama (iya lah badan kapal segede itu), lalu nunggu pemasangan jembatan penghubung kapal dengan pelabuhan, dan kami keluar dari kapal.

04.05 Di pelabuhan ada ruang tunggu, ada alas karpetnya di beberapa bagian. Ada orang-orang tidur mindang di situ, karena amat lelah dan masih jauh dari subuh, kamipun ikutan. Tas sebagai bantal, dan hanya setengah badan yang dapat karpet, itu sudah nikmat dan pulas, wkwkwk

06.00 Sholat subuh di mushola pelabuhan. Setelah itu dengan arahan google map kami menuju Menara Siger dengan jalan kaki. Sebenernya banyak tukang ojek nawarin mulai dari nawarin 20rb hingga akhirnya 10ribu karena kami gak mau, tapi kami tetep lebih milih jalan kaki. Lebih sehat dan aman, hehe.. Lagi pula menurut google map jaraknya dekat, jalan kaki 1,5 KM. Tapi ternyata setelah sampai di lokasi yang dimaksud google map... sudah dekat dengan Menara Siger tapi gak bisa ke sana. Itu kan bukit tinggi, jalannya harus muter dulu sama kayak jalannya kendaraan, dan lumayan total dari pelabuhan 2,6 KM, gapapa lah sehat.. Walaupun lapar tetap semangat, jalan santai (sambil poto-poto..hehe) melewati jalanan yang luas dan sepi (dibandingkan kota-kota di Pulau Jawa), melewati pasar, dll.

Gambar 2: Narsis dulu dibawah tulisan Bandar Lampung, hehe..

Gambar 3: Narsis di depan gapura selamat datang Kabupaten Lampung Selatan

07.00 Tiba di area Wisata Menara Siger. Subhanallah, pemandangan dari sini indah sekali. Satu sisi terlihat laut biru muda dengan pulau-pulau kecil yang hijau indah, sisi yang lain terlihat perbukitan yang hijau segar. Area Menara Siger masih sepi krik-krik. Matahari di langit masih indah dipandang, kamipun foto-foto.


Gambar 4: Narsis di jalan menuju Menara Siger


Ada seorang ibu penjual makanan di situ baru datang beres-beres, lalu kami sarapan pagi di situ. Belum ada nasi (kan penjualnya baru datang), makan mie instan pake telor dan minum susu jahe instan. Alhamdulillah, nikmatnya... Harga? Mie instan saja 7 ribu, susu jahe instan 4 ribu, lupa telurnya berapaan. Setelah sarapan, kami masih nongkrong di warung tersebut sambil nunggu pintu masuk menaranya dibuka.

Gambar 5: Pemandangan dari Tempat Duduk di Warung Tempat Sarapan

09.00 Pintu masuk Menara Siger baru dibuka. Masih pagi, sepi. Kami masuk ke dalamnya dan terheran-heran, karena kondisinya tidak seperti yang kami bayangkan. Di dalam ada 2 orang petugas yang bersih-bersih "menggiring" genangan air, sepertinya habis hujan dan air hujannya masuk karena beberapa jendela yang pecah. Kondisi Menara Siger menurut saya (maaf) kurang terawat. Sangat disayangkan padahal bagi saya bagus dan menarik, bentuknya unik serta tempatnya strategis. Semoga ke depannya pemerintah daerah sana memperhatikan lagi Menara Siger agar tetap bisa menjadi tujuan wisata yang menarik.

Gambar 6: Ini di lantai 1 Menara Siger

Di lantai 1 kami melihat lukisan, foto-foto, serta benda bersejarah atau khas kebudayaan Lampung. Kami naik ke lantai 2, 3, dan seterusnya hingga yang paling atas lantai 6.

Gambar 7: Siger FM (Kalau tidak salah ingat, ini ada di lantai 2. Entah masih beroperasi atau tidak)

Bentuk gedung Menara Siger ini menyerupai topi adat pengantin wanita Lampung (mendekati bentuk kerucut) sehingga lantai yang lebih atas maka lebih sempit. Lantai 5 dan 6 tidak ada apa-apa, kosong. Dari lantai 6, pemandangan sekeliling tampak begitu indah.

Gambar 8: Pemandangan dari Puncak Siger (lantai 6), Menghadap Pelabuhan (laut)

Gambar 9: Pemandangan dari Puncak Siger (lantai 6), Menghadap Pelabuhan (laut) agak ke Kanan

Gambar 10: Pemandangan dari Puncak Siger (lantai 6), Menghadap Perbukitan

Setelah puas melihat-lihat dari lantai 6, kamipun turun, lumayan lelah (kan naik-turun pake tangga, bukan lift ataupun eskalator, hehe). Di bawah (lantai 1), kami melihat-lihat souvenir yang ada di etalase. Ada gantungan kunci, kaos, sendal, dan hiasan dinding. Saya sendiri membeli hiasan berbentuk mahkota Siger.

Gambar 11: Niat Meniru Patung tapi gak mirip (sayangnya ruangan souvenir ini dikunci dan Ibu Penjaga yang ada di sana bukan orang yang membawa kuncinya, jadi kami hanya melihat-lihat sedikit souvenir yang di dalam etalase di luar ruangan ini)

Terakhir, kami bertanya-tanya ke Ibu Petugas di situ tentang tempat wisata lainnya yang dapat dikunjungi, tempat beli oleh-oleh khas Lampung, hingga tempat beli makan yang enak. Beliau baik dan ramah. Terima kasih, Bu.. semoga suatu hari saya bisa ke sana lagi.

10.50 Kami keluar dari area Wisata Menara Siger, mampir ke Warung Masakan Padang di seberang area Menara Siger (sesuai rekomendasi Ibu Petugas Menara Siger bahwa di situ makanannya cepat habis jadi baru terus), lalu kami menuju toko oleh-oleh untuk beli keripik pisang khas Lampung. Harga keripik pisang tidak mahal, sekitar 15 rb untuk ukuran 200 gram. Selanjutnya kami berjalan lagi ke Pelabuhan Bakauheni. Lumayan "terasa" dibanding pagi tadi, karena sekarang panaaas.

12.00 Tiba di Pelabuhan Bakauheni, beli tiket, masih sama tarifnya dewasa 15 ribu kalau anak-anak 9 ribu. Kami diarahkan untuk masuk ke kapal di lantai 2.

Gambar 12: Kapal Ferry Bakauheni-Merak

Suasananya beda dengan kapal waktu berangkat. Kali ini berbentuk kursi-kursi bederet. Kapal masih cukup sepi. Kami memilih tempat duduk yang nyaman, dan melihat di ruang sebelah tampak tempat yg lebih nyaman. Kursinya lebih nyaman dan lebih dingin AC-nya. Entah itu ruangan khusus atau bagaimana, kami duduk saja di situ karena kelelahan. Hingga kapal berangkat, masih tidak begitu ramai, jadi saya bisa mendapatkan 2 kursi (untuk tidur, haha ngantuk banget). Di tengah perjalanan, ada petugas membawa karcis yang meminta tambahan ongkos 10  ribu. Jadi ternyata, ruangan yang kami tempati itu ruangan bisnis, ongkosnya pake nambah 10 ribu. Pantesan kondisinya lebih nyaman :D

14.00 Kira-kira jam segini kami tiba di Pelabuhan Merak. Sempet ke toilet dan minimarket dulu sebelum ke terminal bus. Kemungkinan, itu menyebabkan kami ketinggalan rombongan naik bus orang-orang yang sekapal. Maksudku gini, kami ke toilet dan minimarket, santai-santai dulu, menjelang jam 3 baru nyampe di terminal bus. Sampai di terminal, kami mendekati bus Arimbi dan bilang mau ke Cikokol Tangerang, diarahkan ke bus Bima Suci (kelihatannya masih satu perusahaan). Di sana, busnya masih kosong. Baru ada 2 penumpang, kemungkinan bus sebelumnya (yang berisi orang-orang yang sekapal dengan kami) sudah berangkat barusan. Jadilah kami berdiam di bus cukup lama. Sekitar sejam kemudian, barulah penumpang berdatangan, kemungkinan mereka dari kapal yang selanjutnya.

16.00 Bus melaju, tapi tidak secepat waktu berangkat kemarin (iya sih kan kemarin malam hari). Untungnya kursi busnya 2-2 (jadi lebih lebar dibanding kemarin), dengan tarif per orang 28 ribu, tapi tetap saja rasanya capek dan bosan duduk. Lamaa tak kunjung sampai, 3 jam lebih. Sampe tidur, bangun masih di bis, tidur lagi, bangun masih di bis lagi, tidur lagi, dan seterusnya. Hahaha

19.10 Kami tiba di pangkalan bus Cikokol, lalu naik taksi kembali kos. Ah lelahnya, tapi senang. Alhamdulillah..

--------------------------------------------------------------------------------------------------------
Tangerang, 2 Juli 2015
photos by: Mbak Kiki
Terima kasih Mbak Kiki dan Mbak Cil.

Comments

  1. wah, kapan-kapan ganti sama aku ya...
    aku juga pengen berpetualang lagi....

    ReplyDelete
    Replies
    1. yuk.. tapi km sudah mau ke makassar gitu buk., huhu bikin ngiri :(
      makasi sudah mampir..

      Delete
  2. Kakak, klo boleh tau, hrga tiket masuk ke menara sigernya berpa ya kak??

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf banget baru baca komen-komen dan sudah lupa juga Kak harga tiketnya..

      Delete
  3. Sangat menarik.. Ingin mencoba saya

    ReplyDelete

Post a Comment